Tradisi Babaritan: Warga Desa Mekarasih Gelar Hajat Bumi Sebagai Wujud Syukur

bidiknew | 26 Januari 2025, 10:44 am | 202 views

KARAWANG, bidik86news.com
Tradisi Babaritan atau hajat bumi, salah satu ritual khas masyarakat Sunda sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan hasil panen, kembali digelar di Desa Mekarasih, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Acara ini berlangsung pada Minggu (26/01/2025) di halaman sebelah kantor Desa Mekarasih, disambut antusias oleh warga setempat.

Pjs Kepala Desa Mekarasih, Yasser Arafat, menjelaskan bahwa tradisi Babaritan merupakan warisan leluhur yang terus dijaga. “Acara ini bukan hanya wujud syukur kepada Tuhan, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan bagi seluruh warga. Selain itu, kita berdoa untuk keselamatan, kelancaran rezeki, dan kesuburan tanah di musim tanam mendatang,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Yasser juga menyampaikan rencana pemerintah desa terkait pembangunan infrastruktur dan program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Selain itu, pada Mei 2025, Desa Mekarasih akan menjadi lokasi program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), di mana sekitar 100 personel TNI akan tinggal selama sebulan untuk membantu pembangunan desa dan membersihkan lingkungan. Ia mengimbau warga untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sebagai langkah awal menciptakan desa yang bersih dan nyaman.

H. Sukandi, tokoh masyarakat sekaligus Ketua Panitia acara, menambahkan bahwa tradisi Babaritan memiliki nilai yang mendalam. “Babaritan bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk rasa syukur atas hasil panen. Ini adalah momen mempererat silaturahmi, menjaga tradisi leluhur, dan memohon keselamatan serta keberkahan di masa depan,” ucapnya.

Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan. Puncak acara diisi dengan makan bersama, diiringi hiburan sandiwara dari grup “Sang Putra Darma” serta pertunjukan seni tradisional Eblek Grup dari Kabupaten Indramayu.

Menurut Yasser, tradisi ini mencerminkan komitmen pemerintah desa dalam menjaga nilai-nilai budaya Sunda agar tetap hidup di tengah modernisasi. “Kami ingin tradisi ini terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Babaritan adalah pengingat untuk menjaga alam dan budaya lokal,” tuturnya.

Mulyana, salah satu warga, mengungkapkan kegembiraannya atas pelaksanaan acara ini. “Tradisi ini selalu dinantikan setiap tahun. Selain mengingatkan kami untuk bersyukur, Babaritan juga mempererat hubungan antarwarga dan menghadirkan suasana kekeluargaan yang hangat,” katanya.

Dengan nuansa tradisional yang kental dan kebersamaan yang erat, acara ini membuktikan bahwa budaya lokal tetap hidup di Desa Mekarasih. Partisipasi tinggi dari warga menunjukkan bahwa nilai-nilai leluhur Sunda masih relevan dan terus dilestarikan di tengah arus modernisasi.

(Dang)

Berita Terkait