

BEKASI, Bidik86News.com
Seakan melakukan pembiaran, Pemdes Desa Sukadarma, Pemerintah Kecamatan Sukatani, BPBD Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dan Dinas Sosial Kabupaten Bekasi belum sama sekali mengunjungi warga Kampung Srengseng Jaya RT 02/01, Desa Sukadarma, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi sejak diterjang banjir pada Sabtu, 1 Maret 2025, hingga Rabu, 5 Maret 2025.
Rahmat Hidayat, S.Pd., Wakil Ketua Yayasan YPK Patriot, menjelaskan dalam wawancara dengan awak media, “Sekolah yayasan kami, rumah kami, rumah-rumah warga Srengseng Jaya, dan Rumah Sakit DKH Sukatani terendam air yang berasal dari luapan dan jebolnya tanggul Sungai Kali Cikarang sejak Sabtu, 1 Maret 2025, hingga saat ini, Rabu, 5 Maret 2025.
Kami sangat menyayangkan musibah yang kami alami ini. Kenapa dari Pemdes Desa Sukadarma, Pemerintah Kecamatan Sukatani, BPBD Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dan Dinas Sosial Kabupaten Bekasi belum ada yang mengunjungi kami? Belum ada yang menanyakan apakah kami bisa makan atau tidak, bisa tidur atau tidak.
Dari BPBD juga tidak ada solusi dan penanganan terkait jebolnya tanggul Sungai Kali Cikarang tersebut. Apalagi dari Dinas Kesehatan, tidak ada yang menanyakan kondisi kami, apakah sehat atau tidak. Begitu juga dengan Dinas Sosial, yang belum sama sekali mengunjungi kami. Ada apa dengan kami? Bukankah kami juga warga Kabupaten Bekasi yang seharusnya mendapat perhatian dan respons dari pemerintah?” jelas Rahmat Hidayat, S.Pd.
Rahmat Hidayat juga menambahkan, “Sebenarnya kami keberatan dengan ditutupnya pintu air yang mengarah ke Desa Sukamanah dan Desa Sukamulya. Menurut kami, jika pintu air itu dibuka, setidaknya beban air yang mengarah ke desa kami akan berkurang. Jika memang pintu air itu tidak boleh dibuka, lebih baik tutup saja selamanya. Jangan ada pintu air yang mengarah ke Desa Sukamanah dan Desa Sukamulya, karena jika tetap ada, itu tidak adil bagi kami. Saat debit air meninggi, hanya kami yang terkena dampaknya.” tambah Rahmat Hidayat, S.Pd.
Tarmidi, warga Kampung Srengseng, juga angkat bicara, “Rumah kami sudah lima hari terdampak banjir ini, bahkan sampai saat ini air masih deras. Tapi selama ini tidak ada pihak pemerintah setempat yang memberikan solusi dan bantuan sembako untuk kami. Padahal aktivitas kami sangat terganggu dengan adanya banjir ini. Saya berharap ke depannya pemerintah lebih peduli terhadap warganya. Bahkan, untuk istirahat tidur, ada yang terpaksa mengungsi ke rumah keluarga dan ada juga yang menggunakan bale.” ungkap Tarmidi.
Dedi Maulana, Kepala Bagian Marketing Rumah Sakit DKH Sukatani, juga mengungkapkan, “Kami dari pihak Rumah Sakit DKH sangat menyayangkan adanya banjir ini karena rumah sakit adalah pelayanan publik. Kami sangat prihatin ketika ada warga yang ingin berobat tetapi terhambat oleh banjir ini. Sudah dua hari halaman rumah sakit kami tergenang air. Pintu utama pun kami tutup dengan karung tanah, papan, dan lain-lain agar air tidak masuk ke dalam ruangan rumah sakit karena arusnya masih deras. Sampai saat ini, belum ada kunjungan dari pemerintah setempat maupun dinas terkait, termasuk BPBD Kabupaten Bekasi.” ungkap Dedi Maulana.
Dedi Maulana juga berharap, “Semoga bencana banjir ini segera teratasi agar tidak mengganggu akses masyarakat, khususnya warga Kampung Srengseng, dalam menjalankan aktivitasnya.” harapnya.
(Tim)
